HIJAB TIDAK MENGESAMPINGKAN SISI FEMINIM SEORANG MUSLIMAH
Dapat kita tafsirkan "hijab" secara harfiah merupakan tirai atau penutup. Sebagian ulama mengatakan hijab dapat juga didefinisikan secara luas yaitu kesopanan, privasi, dan moralitas.
Dalam pandangan dunia barat, hijab diklaim sebagai penentang feminisme. Justifikasi seperti itu tidak dapat dibenarkan jika kita cermati.
Seperti halnya, di setiap kamus standar misalnya, mendefinisikan feminisme adalah suatu kumpulan gerakan yang ditujukan untuk mendefinisikan, membangun, dan membela hak politik, ekonomi, dan sosial yang setara dan kesempatan yang sama untuk wanita.
Sebuah penilaian yang bertentangan dengan hak-hak perempuan.
Seharusnya jika diamati bahwa definisi ini sama sekali tidak bertentangan dengan defenisi hijab Muslim, karena "hijab" fokusnya kepada gaya berpakaian Muslim yang sederhana pada umumnya.
Berhijab adalah suatu keputusan wanita muslim itu sendiri untuk menampilkan cara berpakaian yang baik. Hijab juga merupakan cara melindungi diri sendiri dan privasi setiap muslimah.
Hal ini didasarkan pada paradigma bahwa wanita muslim tidak hanya mengedepankan busana dan apalagi kecantikan fisik mereka untuk dilihat semua orang.
Jadi wanita yang berhijab memutuskan bahwa mereka tidak akan berpakaian seolah-olah mereka akan menampilkan keseksian dari tubuhnya..,
..,dan lebih diarahkan kepada intelektualitas dan kreatifitas mereka daripada keindahan luarnya saja, dari sanalah muncul sisi fenimim seorang muslimah berhijab.
Ketika seorang wanita berpakaian tertutup, pria tidak bisa menilai dirinya dari penampilannya itu tetapi lebih melihat kepada kepribadian, karakter, dan akhlaknya. Hijab merupakan hak yang diberikan oleh sang Pencipta yang mencintai hambanya.
Dalam balutan hijab, muslimah tetap dapat mengeluarkan pesona dirinya. Pancaran kewanitaan yang menampilkan keindahan dalam intelektualitas dan kreatifitas.
Harkat dan martabat muslimah berhijab tidak menunjukkan bahwa dirinya lemah dan dapat dijajah, namun hijab menampilkan sisi keanggunan muslimah tergantung bagaimana caranya mengkombinasikan hijab itu sesuai dengan karakternya.
Dalam pandangan dunia barat, hijab diklaim sebagai penentang feminisme. Justifikasi seperti itu tidak dapat dibenarkan jika kita cermati.
Seperti halnya, di setiap kamus standar misalnya, mendefinisikan feminisme adalah suatu kumpulan gerakan yang ditujukan untuk mendefinisikan, membangun, dan membela hak politik, ekonomi, dan sosial yang setara dan kesempatan yang sama untuk wanita.
Sebuah penilaian yang bertentangan dengan hak-hak perempuan.
Hijab tidak mengesampingkan sisi feminim seorang muslimah
Berhijab adalah suatu keputusan wanita muslim itu sendiri untuk menampilkan cara berpakaian yang baik. Hijab juga merupakan cara melindungi diri sendiri dan privasi setiap muslimah.
Hal ini didasarkan pada paradigma bahwa wanita muslim tidak hanya mengedepankan busana dan apalagi kecantikan fisik mereka untuk dilihat semua orang.
Jadi wanita yang berhijab memutuskan bahwa mereka tidak akan berpakaian seolah-olah mereka akan menampilkan keseksian dari tubuhnya..,
..,dan lebih diarahkan kepada intelektualitas dan kreatifitas mereka daripada keindahan luarnya saja, dari sanalah muncul sisi fenimim seorang muslimah berhijab.
muslimah tetap dapat mengeluarkan pesona dirinya
Ketika seorang wanita berpakaian tertutup, pria tidak bisa menilai dirinya dari penampilannya itu tetapi lebih melihat kepada kepribadian, karakter, dan akhlaknya. Hijab merupakan hak yang diberikan oleh sang Pencipta yang mencintai hambanya.
Dalam balutan hijab, muslimah tetap dapat mengeluarkan pesona dirinya. Pancaran kewanitaan yang menampilkan keindahan dalam intelektualitas dan kreatifitas.
Harkat dan martabat muslimah berhijab tidak menunjukkan bahwa dirinya lemah dan dapat dijajah, namun hijab menampilkan sisi keanggunan muslimah tergantung bagaimana caranya mengkombinasikan hijab itu sesuai dengan karakternya.
Tidak ada komentar untuk "HIJAB TIDAK MENGESAMPINGKAN SISI FEMINIM SEORANG MUSLIMAH"
Posting Komentar